Sabtu, 19 September 2009
Ramadhan di dadaku, Lebaran di dada?
Sebenarnya ada beberapa momen yang tidak saya "blog-kan", pasca Hut-33 hingga hari ini:
- Hut Radya yang Ke-1
- Ibrohim, ibrohim
- Hut Bunda yang Ke-32
- Hut RI yang ke-64
- Stroke-nya Mboktuo
- Bos baru di kantor
- Menjelang ramadhan
- Noordin oh noordin
Namun Alhamdulillah, karunia Alloh SWT yang menjadikan saya masih tetap mengingat momen-momen tersebut hingga saat ini.
Dipenghujung Ramadhan tahun ini, kembali Alloh SWT memvisualkan betapa manusia itu tidak pernah jauh dari yang namanya memikirkan "kesenangan diri sendiri".
Betapa tidak?
Ketika menjelang ramadhan, tidak ada sebuah pihak manapun yang mengangkat dan mempermasalahkan kapan mulai berpuasa. Namun ketika idul fitri menjelang....setiap pihak meng-klaim sumber datanya paling akurat.
Malam kamis , kebetulan saya naik taxi dan mendengar betapa dia pun terganggu dengan informasi yang serba "ngambang". Dan serta merta, dia mengubah jawal mudiknya setelah jam nariknya selesai, pakai motor (semoga selamat sampai tujuan ya pak).
Komentar saya pendek:
"..orang yang mampu mengetahui kapan idul fitri, pastilah berilmu. Namun ketika informasi yang disampaikan menjadi kebingungan semua orang, maka: ada yang salah dengan pengamalan ilmu-nya..", JADI MARI KITA TERUS BELAJAR....AGAR TIDAK KESASAR.
Mohon maaf lahir dan bathin.
Wassalam.