Rabu, 13 Agustus 2008

kecil artinya BESAR, BESAR bisa menjadi kecil

Ada dua pelajaran penting yang sudah saya buktikan dalam dua hari ini.

Yang Pertama:
Kecil dan sepele sih memang bentuk dan kejadiannya. Tapi itu bisa membuat sesuatu yang begitu besar dan nyaris sempurna menjadi tidak berguna.
Minggu ini, tim department saya sedang menjalani sebiah kompetisi tingkat nasional untuk kategori pelayanan pelanggan. Karena memang yang serba cepat, persiapan pun dilakukan lebih cepat.
Lomba yang diikuti adalah cheerladers & yel-yel. Syair dan lirik telah dibuat sedemikan rupa maknanya, koreagrafi sudah diatur sedemikian indahnya, semangat sudah dipompa sedemikian hebatnya. Hingga pada hari H-nya semua bisa ditampilkan sesempurna mungkin.
Saat latihan sampai satu menit menjelang tampil di depan juri, tak ada yang diperkirakan jadi cela.
Namun, apa yang terjadi? Apa yang sudah dilatihkan berubah seketika, ketika musik yang dimainkan beat kecepatannya dua kali dari yang seharusnya. Bisa dibayangkan.....
singkat kata, gerakan dansa eropa bisa berubah menjadi tango-nya amerika.

Yang Kedua:
Sebentar lagi, HUT RI segera tiba. Tak dinyana, ternyata ada tokoh pahlawan nasional yang selama ini begitu sangat agung dan keramat menjadi bahan berita, gara-gara berita kemisteriusan mereka selama ini menjadi sedikit "lelucon". Yang satu, hidup kembali karena selama ini berganti nama karena takut sama Jepang. Sementara yang satunya berhasil ditracking jejaknya oleh salah satu ahli sejarah (bukan bangsa sendiri pula).
Mengingat betapa besar jasa-jasa mereka pada saat membangun negara ini dulu, tiba-tiba kenangan jasa-jasa itu berganti dengan polemik dan simpang siur data serta informasi yang justru lebih mengarah kepada gengsi dan perebutan "dunia".

So, manusia-manusia (termasuk saya)... jangan sedih pada saat menjadi kecil, dan jangan takabur pada saat menjadi BESAR.